2korintus 5:15 Dan Kristus telah mati untuk semua orang, supaya mereka yang hidup, tidak lagi hidup untuk dirinya sendiri, tetapi untuk Dia, yang telah mati dan telah dibangkitkan untuk mereka.
Selasa, 18 Juni 2013
Hubungan dengan Allah (2)
SERI BERTUMBUH DI DALAM KRISTUS (Bagian1)
by Rio Leste
HUBUNGAN DENGAN ALLAH (2)
(DOA LEBIH PENTING)
“Tetapi kabar tentang Yesus makin jauh tersiar dan datanglah orang
banyak berbondong-bondong kepada-Nya untuk mendengar Dia dan untuk
disembuhkan dari penyakit mereka. Akan tetapi Ia mengundurkan diri ke
tempat-tempat yang sunyi dan berdoa”
(Lukas 5:15-16)
Tuhan
Yesus melihat DOA itu lebih penting dari PEKERJAAN PENGAJAR MAUPUN
MELAKUKAN MUJIZAT. Pada suatu kali, banyak orang berkumpul untuk
mendengar Ia berkotbah dan juga memohon kesembuhan, tetapi Tuhan justru
mengundurkan Diri untuk berdoa (Luk 5:15-16).
Tuhan juga
melihat DOA lebih penting dari pada TIDUR. Sebab itu, sering kita
melihat Tuhan semalam-malaman berdoa “Pada waktu itu pergilah Yesus ke
bukit untuk berdoa dan semalam-malaman Ia berdoa kepada Allah” (Luk
6:12).
Tuhan menganggap DOA lebih penting dari pada ISTIRAHAT.
Dikatakan dalam Injil Markus 1:35 bahwa pagi-pagi sekali, hari masih
gelap, Tuhan sudah bangun dan berdoa.”Pagi-pagi benar, waktu hari masih
gelap, Ia bangun dan pergi ke luar. Ia pergi ke tempat yang sunyi dan
berdoa di sana” (Mark 1:35).
Tuhan menganggap juga BERDOA lebih
berkasiat dari pada MELAKUKAN MUJIZAT. Sebab itu Ia berjanji pada
Petrus untuk menolongnya dalam bahaya, tetapi bukan dengan mujizat
melainkan dengan doa “tetapi Aku telah berdoa untuk engkau, supaya
imanmu jangan gugur. Dan engkau, jikalau engkau sudah insaf, kuatkanlah
saudara-saudaramu”(Luk 22:32).
Pada waktu ladang Tuhan
memerlukan pekerja, Ia memandang DOA lebih penting dari UANG. Sebab itu
Ia berkata, “Karena itu mintalah kepada tuan yang empunya tuaian, supaya
Ia mengirimkan pekerja-pekerja untuk tuaian itu.” (Mat 9:38).
Tuhan juga melihat DOA itu lebih penting dari pada BERKOTBAH. Alkitab
menyebutkan bahwa Tuhan mengajarkan orang, bagaimana berdoa, tetapi
tidak pernah mengajarkan orang bagaimana berkotbah (Mat 6:5-15, Luk
11:1-13).
Tuhan menganggap bahwa tugas untuk BERDOA lebih
penting dari TUGAS LAINNYA. Sebab itu, Ia sampai sekarang masih terus
berdoa bagi kita, di sebelah kanan Allah Bapa (Ibr 7:25).
Pekerjaan Tuhan dimulai, dilaksanakan dan diakhiri dangan doa (Luk 3:21; 34:34).
Bagaimana pandangan kita tentang doa?
Hubungan dengan Allah (1)
SERI BERTUMBUH DI DALAM KRISTUS (Bagian1)
By: Rio Leste
HUBUNGAN DENGAN ALLAH (1)
(WAKTU TEDUH BERSAMA TUHAN)
Saat teduh pada dasarnya adalah waktu yang dikhususkan untuk bersekutu
dengan Tuhan. Elemen penting dalam saat teduh adalah Pertama, Firman
Allah. ( Allah berbicara pada kita melalui FirmanNya). Kedua, Doa. (
Melalui doa, kita berbicara kepada Allah).
Mengapa kita harus memiliki waktu teduh bersama Tuhan atau Mengapa harus melakukan saat teduh?
Pertama, Tuhan merindukan hubungan dengan kita. Sebagai contoh, Dalam
injil Lukas 10:38-42, menceritakan tentang dua orang bersaudara yaitu
Marta dan Maria. Pada waktu Yesus menumpang di rumah mereka, Marta sibuk
sekali melayani sedangkan Maria duduk di bawah kaki Tuhan untuk
mendengarkan perkataan Tuhan. Melihat Maria hanya duduk mendengar
pengajaran dari Tuhan, Marta menjadi jengkel dan protes kepada Tuhan.
Tetapi Tuhan menegur Marta dengan berkata, “ Marta- Marta, engkau kuatir
dan menyusahkan diri dengan banyak perkara, tetapi hanya satu saja yang
perlu: Maria telah memilih bagian yang terbaik, yang tidak akan diambil
dari padanya.” Mengapa Tuhan memuji Maria? Jelas karena Ia menghendaki
hubungan dengan kita lebih utama dari pada melayani Dia. Sebab orang
yang melayani Tuhan tanpa memiliki hubungan yang dekat dengan Tuhan pada
akhirnya akan merasa jenuh, stress, frustrasi, menyalahkan orang lain
bahkan menyalahkan Tuhan. Tetapi orang yang memiliki hubungan intim
dengan Tuhan, pasti melayani Tuhan dengan baik. Maria mengambil bagian
yang terbaik, yaitu duduk diam dalam hadiratNya. Ketika kita melakukanya
juga, kita memiliki suatu bagian yang tidak akan pernah hilang dari
hidup kita dan yang tidak akan pernah di ambil dari hidup kita.
Kedua, Dengan saat teduh, kita menunjukkan kasih kita kepada Allah. (
Ingatlah bahwa kita diciptakan untuk menjalin persekutuan dengan Allah).
Ketiga, Kita semakin mengenal Allah kalau kita sering bersekutu dengan
Allah. Kata mengenal sering memakai istilah Yunani Ginoskein. Kata
ginoskein, yang merupakan kata Yunani untuk “pengetahuan” dapat
diterjemahkan menjadi “mengenal” atau “mengetahui”. Dalam Injil Yohanes
ini sering dipakai dalam hubungannya dengan pengenalan akan Allah. Ini
selalu menyangkut suatu hasil perjumpaan dan relasi pribadi berjalan
bersama dengan Allah. Seperti misalnya yang tertulis dalam Yoh 6:69.
Keempat, Saat teduh merupakan waktu yang penting bagi pertumbuhan dan
kesehatan rohani kita. - Kita mendapatkan makanan rohani. - Iman kita
diperbaharui dan dikuatkan. - Kita diberi petunjuk. - Kita diperlengkapi
untuk menjalani hidup setiap hari.
Contoh tokoh-tokoh yang memiliki
waktu khusus dengan Bapa adalah:- Tuhan Yesus (Mrk 1:35; 6:46, Luk
5:16) – Daud (Mzm 5:4; 119:147-148) – Daniel (Dan 6:11), dll.
Senin, 17 Juni 2013
KERENDAHAN HATI
SERI PRINSIP-PRINSIP KERAJAAN ALLAH (2)
By: Rio Rio Leste
KERENDAHAN HATI
“Allah menentang orang yang congkak, tetapi mengasihani orang yang
rendah hati. Karena itu rendahkanlah dirimu di bawah tangan Tuhan yang
kuat, supaya kamu ditinggikan-Nya pada waktunya.”
(1 Petrus 5: 5b-6)
Pada suatu kali, misionaris terkenal Morison yang melayani di daratan
Tiongkok meminta Badan Misi Gereja mengutus seorang pemuda untuk
membantunya. Pada waktu Badan Misi Gereja mengumumkan kebutuhan
tersebut, maka ada seorang pemuda yang mempunyai semangat ingin melayani
Tuhan ating untuk melamar. Para pengurus melihat penempilan yang agak
udik dan kasar, menjadi ragu-ragu, tetapi semangat melayani, dan kasih
kepada jiwa-jiwa yang tersesat, sehingga pengurus tidak bisa menolaknya.
Pada waktu pengurus Badan Misi mewawancarainya, “Apakah saudara mau
pergi ke daratan Tiongkok untuk menjadi Pelayannya tuan Morison?” dengan
kesungguhan pemuda ini menjawab, “Saya mau menjadi apa saja, asal bisa
melayani Tuhan; karena saya menganggap segala pekerjaan asal untuk Tuhan
adalah suatu kemuliaan.”
Siapakah pemuda yang penuh dengan
kerendahan hati ini? Dia adalah Doktor Milne, misionaris yang terkenal
itu. Di samping ia menjadi misionaris, ia juga pendiri dan menjadi
rector sebuah sekolah teologia.
Terkadang kita membeda-bedakan
pekerjaan menurut pandangan kita. Kita merasa terlalu tinggi atau
terlalu terhormat untuk melakukan hal-hal kecil. Pada hal segala
pekerjaan dapat kita lakukan untuk kemuliaan Tuhan. Semakin tinggi
status seseorang sebenarnya semakin merendahkan diri, sama seperti Sang
guru Agung kita Yesus Kristus. Ia yang adalah Tuhan dan Guru, Ia rela
untuk membasuh kaki murid-murid-Nya. Dikatakan pula bahwa Ia yang adalah
Anak Allah yang serupa dengan Bapa merendahkan diri-Nya sehingga sama
dengan manusia bahkan mati di atas kayu salib. Sangat luar biasa. Dan
akhirnaya Dia sangat ditinggikan oleh Bapa dan dikaruniakan kepada-Nya
nama di atas segala nama. Puji Tuhan. Segala kemuliaan hanya bagi Tuhan.
Apa rahasianya sehingga Yesus sangat ditinggikan? Rahasianya adalah
kerendahan hati. Kerendahan hati bukan hanya sekedar diajarkan oleh
Tuhan Yesus, tetapi Dia telah mempraktekanya. Karena itu jika kita ingin
ditinggikan oleh Allah maka kerendahan hati tidak boleh hilang dari
kehidupan kita. Itu adalah salah satu prinsip kerajaan Allah. Memang
tidaklah gampang untuk menjadi orang yang rendah hati, karena pada
dasarnya kita adalah orang-orang yang egois, angkuh dan mementingkan
diri sendiri. Tetapi jika kita bersedia menyerahkan diri kita kepada
Tuhan yang Maha Kuasa maka Ia akan menolong kita dengan Roh-Nya yang
kudus sehingga kita dapat memiliki kerendahan hati dihadapan-Nya. Tuhan
memberkati. Amin!
SERI PRINSIP-PRINSIP KERAJAAN ALLAH (1)
By: Rio Leste
BEKERJA KERAS
‘Orang yang mencuri, janganlah mencuri lagi, tetapi baiklah ia bekerja
keras dan melakukan pekerjaan baik dengan tangannya sendiri, supaya ia
dapat membagikan sesuatu kepada orang yang berkekurangan’
(Efesus 4:28)
Ada banyak orang yang masih produktif untuk bekerja tetapi mereka tidak
memanfaatkan waktuya itu untuk bekerja. Sebagai anak-anak Tuhan
seharusnya kita bekerja lebih giat dari orang-orang dunia karena kita
tidak hanya bekerja untuk diri kita tetapi untuk Tuhan dan orang lain.
Alasan kita bekerja: pertama; karena Allah, Bapa kita adalah pribadi
yang bekerja. Karena itu jika kita adalah anak-anak Allah maka kita juga
harus bekerja.
Kedua, karena firman Tuhan memerintahkan kita
untuk bekerja. Karena Allah kita adalah Pribadi yang bekerja maka Dia
memerintahkan kita dalam firman-Nya supaya kita juga harus bekerja. Dia
tidak senang dengan orang-orang yang malas. Perhatikan ayat ini “Hai
pemalas, pergilah kepada semut, perhatikan lakunya dan jadilah bijak:
Hai pemalas, berapa lama lagi engkau berbaring? Bilakah engkau akan
bangun dari tidurmu? (Ams 6:6 dan 9). Ada anggapan bahwa jika manusia
tidak jatuh di dalam dosa maka manusia tidak bekerja. Hanya makan dan
tidur saja. Anggapan seperti itu salah karena sebelum manusia itu jatuh
di dalam dosa Allah sudah memerintahkan Adam untuk mengusahakan taman
eden..
Ketiga; karena dengan bekerja kita dapat memenuhi
kebutuhan kita. Perhatikan ayat ini “Dan biarlah orang-orang kita juga
belajar melakukan pekerjaan yang baik untuk dapat memenuhi keperluan
hidup yang pokok, supaya hidup mereka jangan tidak berbuah”(Tit 3:14).
Keempat; dengan kita bekerja kita dapat memberkati orang lain yang
berkekurangan (Bdk Efs 4:28 di atas). Ayat ini memerintahkan kita untuk
bekerja dengan tangan kita sendiri agar kita bisa berbagi dengan orang
lain yang kekurangan. Jika kita tidak bekerja bagaimana kita bisa
memberkati orang lain? Jangan hanya menunggu untuk menjadi PNS, atau
menjadi karyawan di salah satu perusahaan baru namanya bekerja. Kita
bisa memulai dengan usaha-usaha kecil seperti menjual pisang goreng,
menjual pulsa, dll. Intinya sesuatu usaha yang dapat menghasilkan uang
untuk memenuhi kebutuhan kita dan orang lain. John Wesley berkata
“Bekerjalah segiat-giatnya, hasilkanlah uang sebanyak-banyaknya dan
memberilah sebanyak-banyaknya”. Tuhan memberkati. Amin!
Sikap orang percaya terhadap pemimpin
WAKTU TEDUH BERSAMA TUHAN HARI INI
By. Rio
SIKAP ORANG PERCAYA
TERHADAP PEMIMPIN ROHANI
“Taatilah pemimpin-pemimpinmu dan tunduklah kepada mereka, sebab mereka
berjaga-jaga atas jiwamu, sebagai orang-orang yang harus bertanggung
jawab atasnya. Dengan jalan itu mereka akan melakukannya dengan gembira,
bukan dengan keluh kesah, sebab hal itu tidak akan membawa keuntungan
bagimu”
(Ibr 13:17)
Renungan ini bukan bertujuan supaya
kita mengkultuskan pemimpin tertentu atau membalas budi kepada mereka
tetapi saya mencoba untuk menyajikan sesuai kitab suci, apa yang
seharusnya dilakukan setiap anak Tuhan terhadap pemimpin rohaninya.
Berikut apa kata Alkitab mengenai sikap terhadap pemimpin rohani kita:
Pertama; MENGHORMATI MEREKA DAN MENJUNJUNG MEREKA DALAM KASIH.
Perhatikan ayat ini “Kami minta kepadamu, saudara-saudara, supaya kamu
menghormati mereka yang bekerja keras diantara kamu, yang memimpin kamu
dalam Tuhan dan yang menegor kamu; dan supaya kamu sungguh-sungguh
menjunjung mereka dalam kasih karena pekerjaan mereka. Hiduplah selalu
dalam damai seorang dengan yang lain” (1Tes 4:12-13). Bukan pura-pura,
atau karena didorong oleh motivasi tertentu tetapi sungguh-sungguh dalam
kasih.
Kedua; INGATLAH, PERHATIKANLAH DAN CONTOHILAH IMAN
MEREKA. “Ingatlah akan pemimpin-pemimpin kamu, yang telah menyampaikan
firman Allah kepadamu. Perhatikanlah akhir hidup mereka dan contohlah
iman mereka” (Ibr 13:7). Bdk juga pesan rasul Paulus kepada Timotius
“Tetapi hendaklah engkau tetap berpegang pada kebenaran yang telah
engkau terima dan engkau yakini, dengan selalu MENGINGAT orang yang
telah mengajarkanya kepadamu” 2Tim 3:14). Untuk apa Alkitab mengajarkan
kita untuk selalu mengingat pemimpin yang sudah mengajar kita dalam
kebenaran? Karena seringkali kita melupakan orang-orang yang telah
menuntun kita dalam kebenaran. Kita cenderung egois, dan dengan mudahnya
melupakan kasih, pengorbanan, dan usaha mereka yang telah mengajarkan
kebenaran kepada kita. Pada hal tanpa mereka kita tidak seperti apa
adanya kita sekarang ini. Tuhan memakai mereka untuk membentuk kita.
Sejelek apapun mereka, mereka sudah mengambil bagian di dalam hidup
kita.
Ketiga; TAATI DAN TUNDUKLAH KEPADA MEREKA DI DALAM TUHAN.
“Taatilah pemimpin-pemimpinmu dan tunduklah kepada mereka, sebab mereka
berjaga-jaga atas jiwamu, sebagai orang-orang yang harus bertanggung
jawab atasnya. Dengan jalan itu mereka akan melakukannya dengan gembira,
bukan dengan keluh kesah, sebab hal itu tidak akan membawa keuntungan
bagimu” (Ibr 13:17). Kewajiban seorang pemimpin adalah berjaga-jaga atas
jiwa orang-orang yang dipimpinya; dan kewajiban orang-orang yang
dipimpinya adalah taat dan tunduk kepada pemimpinya dengan demikian
pemimpinya merasa senang untuk melayani dan yang dipimpinpun mendapatkan
berkat.
Keempat; BERBAGI DENGAN MEREKA. “Dan baiklah dia, yang
menerima pengajaran dalam Firman, membagi segala sesuatu yang ada
padanya dengan orang yang memberikan pengajaran itu” (Gal 6:6). Tentunya
seorang pemimpin yang sungguh-sungguh melayani Tuhan dia tidak
mengharapkan imbalan atau upah apapun dari orang-orang yang dipimpinya,
akan tetapi firman Allah mengajarkan kita untuk belajar memberi
(menabur) dengan pemimpin rohani kita bukan sebagai imbalan tetapi wujud
dari kasih kita kepada mereka.
Saya sendiri sadar bahwa saya
bisa berdiri sampai sekarang karena banyak orang yang sudah berkorban
untuk saya. Allah mencurahkan kasih-Nya yang besar kepada saya melalui
beberapa pemimpin yang selalu mendoakan dan mengajarkan kebenaran kepada
saya. Dan saya yakin saudara-saudara juga mengalami hal yang sama.
Lantas bagaimana sikap kita terhadap mereka yang selalu mendoakan dan
mengajar Firman kepada kita? Tuhan memberkati. Amin!
mencintai dengan benar
Langganan:
Postingan (Atom)