Kamis, 04 Juli 2013

MENEGUR DAN DITEGUR



MENEGUR DAN DITEGUR
BY Nelka Moreira

Hendaklah perkataan Kristus diam dengan segala kekayaannya di antara kamu, sehingga kamu dengan segala hikmat mengajar dan menegur seorang akan yang lain dan sambil menyanyikan mazmur, dan puji-pujian dan nyanyian rohani, kamu mengucap syukur kepada Allah di dalam hatimu.  kolose3:16
Ada begitu banyak ketidakseimbangan yang terjadi di dalam kehidupan kita sebagai orang percaya. Ini diakibatkan karena kita hanya melihat pada satu sisi dan mengabaikan sisi yang lain. Kita menganggap yang satu lebih penting dibanding yang lainnya.
Salah satu hal yang perlu untuk kita soroti bersama – sama adalah teguran. Firman mengajarkan kepada kita untuk saling menegur satu dengan yang lainnya. Jadi ada timbal balik disini, yaitu memberikan teguran dan juga menerima teguran. Tapi seringkali kita karena keenakkan maunya hanya menegur  tetapi tidak mau menerima teguran dari orang lain. Juga sebaliknya, tidak pernah mau memberikan teguran kepada orang lain. Harus ada keseimbangan di dalam hal teguran.
Tidak ada manusia yang sudah seratus persen sempurna yang tidak memiliki kesalahan atau kelalaian. Coba koreksi hati kita. Mungkin bukanlah kesalahan yang besar, tapi kesalahan – kesalahan kecil yang luput dari penglihatan kita sendiri. Jadi kita membutuhkan orang lain utuk membantu kita melihat dan membereskan hal tersebut.
Bukanlah hal yang mudah jika kita mau memberikan teguran ataupun untuk menerima teguran ada tingkat kesulitan tersendiri dalam menjalankan perintah Tuhan yang satu ini, namun kesulitan itu bukanlah alasan untuk kita tidak mau taat dan tunduk kepada kebenaran-NYA. Ada harga yang harus kita bayar karena itu butuh keberanian di dalam melakukan hal ini.
a.       Menerima teguran
Setiap kita sedang dalam proses petumbuhan menuju kepada kesempurnaan atau kedewasaan penuh. Dalam proses pertumbuhan kita ada hal – hal yang menjadi penghalang bagi pertumbuhan kita. Hal ini harus dibereskan, jika tidak kita akan tetap di tempat dan tidak mengalami perubahan. Hal yang dimaksud bisa berupa dosa dan beban yang merintangi kita. Tidak peduli entahkah hal kecil ataupun hal – hal yang besar.
Teguran seringkali ketika diberikan tidak mengenakan buat daging atau egonya kita. Karena hal – hal itu sudah mendarah daging dan menjadi bagian dari diri kita. Juga teguran seringkali berkaitan dengan harga diri kita. Ketika ditegur ego kita langsung berbicara kuat bagi kita. Siapa sih lu yang tegur saya? Mungkin lu sirik?  Agh, yang saya lakukan benar kok!! Pembelaan diri dan penolakan seringkali kita lontarkan dengan berbagai macam alasan, bahkan alasan – alasan yang logis dan kelihatan rohani. Intinya satu,, karena tidak mau menerima.
Jadi yang kita butuhkan agar menerima teguran adalah kerendahan hati. Tidak peduli seberapa keras dan sakitnya teguran yang diberikan,, karena kita tahu bahwa itu untuk kebaikannya kita maka kita harus menerimanya. Jangan menuruti ego kita. Kita harus lepaskan kesombongan – kesombongan kita.

Mari kita belajar bagaimana respon dari 2 orang raja di Israel, yaitu raja Saul dan Daud ketika mereka ditegur karena kesalahan yang mereka buat.
Ketika raja Saul melakukan kesalahan karena menjarah bangsa Amalek dan membiarkan hidup raja Amalek yang seharusnya ditumpas habis maka datanglah nabi Samuel dan menegurnya, namun responnya raja Saul adalah membela diri karena merasa benar bahwa ia melakukan seperti yang Tuhan kehendaki, memberikan alasan yang rohani bahwa itu untuk dipersembahkan kepada Tuhan dan mempersalahkan rakyat Israel. Dia mengakui kesalahannya karena sudah terdesak ( 1Sam 15)
Berbeda dengan raja Daud, ketika ia ditegur oleh nabi Natan karena kesalahannya berzinah dengan Batsyeba dan membunuh suaminya Uria, Daud tidak berbelit – belit dan mencari alasan untuk membenarkan diri. Walupun ia adalah seorang raja ia memiliki kerendahan hati dan mengakui kesalahannya di hadapan Tuhan ( 2Sam 11-12).

b.      Memberikan teguran

Lebih baik teguran yang nyata-nyata dari pada kasih yang tersembunyi.  Amsal 27:5

Salah satu bukti bahwa kita mengasihi seseorang adalah memberikan teguran. Sekalipun teguran itu bukanlah hal yang mengenakkan daging ketika diberikan.
Di dalam memberikan teguran membutuhkan keberanian untuk tidak kompromi dan membayar harga.
Kenapa kita seringkali tidak mau menegur?
Karena 2 hal ini, yaitu:
Ø  takut membayar harga
Harga yang harus dibayar seperti siap dibenci, ditolak, dijauhi, dimaki, dipukul dll.
Ø  ketidak pedulian
Karena kita merasa bahwa itu bukan urusan atau masalah kita dan sedikitpun tidak ada pengaruhnya terhadap kita.

Salah satu kalimat mother Theresa yang terkenal adalah “lawan dari kasih bukanlah kebencian tapi ketidak  pedulian”. Mungkin kita tidak membenci, tapi ketika kita tidak peduli terhadap orang lain sebenarnya kita tidak mengasihi mereka. Salah bentuk kepedulian kita adalah mau menegur dan menasehati. Karena kita tahu bahwa teguran itu sekalipun awalnya membawa dukacita namun pada akhirnya membawa sukacita. Karena setiap teguran itu untuk membangun dan membentuk kita menjadi lebih baik.

c.       Bagaimana cara menegur?
Jangan dulu memberikan label sombong dan tidak memiliki kerendahan hati kepada orang lain jika mereka tidak menerima teguran kita. Kita juga harus melihat kembali bagaimana cara kita menegur.
Sebuah ilustrasi
Ada seorang tuan memiliki seekor anjing. Anjing ini tidak ingin makan karena nafsu makannya berkurang. Si ttuan ini kemudian mendapatkan sebuah cara untuk menambah nafsu makan anjing yaitu membrikan makan minyak ikan. Si tuan ini menuang minyak ikan kedalam sebuah wadah mangkuk namun ketika diberikan anjing untuk makan, ternyata anjing itu tidak mau memakannya. Karena mangkuk itu masih di tangan si tuan. Akhirnya dengan jengkel tuan itu lalu memaksa membuka mulut anjing untuk dipaksa makan, namun tetap anjing itu tidak mau memakannya. Dengan amarah yang meledak – ledak tuan itu membuang mangkuk berisi minyak ikan ke lantai dan melepaskan anjingnya sambil berkata “ eh, tidak mau makan biar mati saja lu”. Dan masuk ke dalam kamar, ketika keluar ia heran karena ternya anjing itu menjilat sisa – sisa minyak di dalam mangkuk dan yang tumpah di lantai. Akhirnya si tuan itu menyadari bahwa bukan anjing yang tidak mau memakannya namun cara dia memberi makan yang salah.

Saudara, pertimbangkanlah hal – hal ini sebelum menegur. Apakah itu saat yang tepat untuk kita menegur? Apakah itu tempat yang tepat untuk kita menegur? Apakah orang yang kita mau tegur ini sudah dewasa rohani atau masih bayi rohani? Dll.
Paulus mengajarkan kepada kita untuk penuh hikmat di dalam mengajar dan menegur. Hikmat ini tidak datang sendiri tapi kita meminta kepada Tuhan dan mempelajarinya dari firman Tuhan. Yang penuh dengan kekayaan hikmat Allah.

d.      Langkah – langkah menegur saudara seiman yang berbuat dosa

"Apabila saudaramu berbuat dosa, tegorlah dia di bawah empat mata. Jika ia mendengarkan nasihatmu engkau telah mendapatnya kembali.
Jika ia tidak mendengarkan engkau, bawalah seorang atau dua orang lagi, supaya atas keterangan dua atau tiga orang saksi, perkara itu tidak disangsikan.
Jika ia tidak mau mendengarkan mereka, sampaikanlah soalnya kepada jemaat. Dan jika ia tidak mau juga mendengarkan jemaat, pandanglah dia sebagai seorang yang tidak mengenal Allah atau seorang pemungut cukai (Mat 18:15-17)
Ada empat langkah di dalam ayat ini:
Ø  Tegur di bawah empat mata
Ø  Tegur dengan 2 atau 3 orang saksi (jika ia tidak mendengarkan teguran yang pertama)
Ø  Tegur di hadapan jemaat (jika ia tidak mendengarkan teguran yang kedua)
Ø  Pandanglah sebagai orang yang tidak mengenal Allah (jika ia tidak mendengarkan teguran yang ketiga)

Jadi saudara – saudara kita membutuhkan kerendahan hati untuk ditegur serta kepedulian dan hikmat Tuhan untuk menegur.
Tuhan memberkati!!!

Senin, 01 Juli 2013

SEBUAH PERENUNGAN UNTUK PEMUDA KRISTEN

Adakah anda di masa muda, terus menerus menyadarkan diri untuk MEMPERGUNAKAN WAKTU MASA MUDA ANDA DALAM MELETAKKAN FONDASI YANG KUAT BAGI MASA DEPAN ANDA?

Atokah anda hanya bersantai-santai saja dengan WAKTU MASA MUDA anda? Seharian, berhari-hari, anda cuma santai-santai saja tanpa melakukan apapun demi mempersiapkan masa depan anda?

Satu masalah yang saya mau beritahu kepada anda adalah, TUNTUTAN HIDUP. Mengenai tuntutan hidup, tidak akan pernah menghindar dari jalan hidup anda. Itu akan terus berdiri dihadapan anda satu lawan satu dengan anda. Anda tidak akan mungkin bisa menghindar dari hal itu. Dan, anda juga tidak akan bisa seterusnya bergantung pada orang tua anda, saudara anda, teman anda, ato siapapun. Harus anda sendiri yang menghadapi tuntutan hidup itu.

Tuntutan hidup akan tetap sama dari waktu ke waktu. Sementara anda, Wahai orang muda, anda akan bertambah usia dan menjadi tua, anda akan makin lemah, baik secara fisik maupun kemampuan. Saat itu, jika fondasi masa depan anda tidak kuat, maka anda akan sangat kesulitan dalam menghadapi tuntutan hidup. Pikirkan mengenai hal ini!

Semakin anda TERLAMBAT MEMBANGUN fondasi masa depan anda, akan semakin keras benturan dan pukulan dari tuntutan hidup yang menerpa anda di kemudian hari.

Banyak orang BERPOTENSI yang akhirnya menyesal di masa tuanya karena terlalu bermain-main, bersantai-santai sewaktu mereka masih muda. Ketika muda, mereka TIDAK SERIUS membangun fondasi masa depan. Akhirnya, ketika tua, mereka sadar bahwa mereka tidak lagi bisa menghindar dari tuntutuan hidup. Tapi, mereka sudah terlalu tua untuk mulai membangun fondasi mereka karena mereka sudah lemah, sudah lewat masa keemasan mereka. Mereka menjadi bulan-bulanan dari tuntutan hidup. Mau kembali ke masa muda? Tidak mungkin lagi! Waktu yang hilang tidak lagi bisa di raih.

Selama bertahun-tahun Tuhan menaruh "VISI" ini dalam diri saya. Lihatlah, banyak anak muda yang TIDAK SADAR, sedang menghabiskan masa mudanya dengan sia-sia. Mereka tidak sadar akan adanya perangkap tuntutan hidup yang menunggu mereka. Siapa yang bisa KU-utus untuk PERGI memberitahukan kepada sebanyak mungkin anak muda mengenai hal ini? Supaya sebanyak mungkin anak muda bisa mempersiapkan masa depan mereka dan tidak menjadi korban dari perangkap tuntutuan hidup?

Saya terus berdoa, mendekatkan diri kepada Tuhan dan meminta pimpinan dalam menjawab VISI yang Tuhan taruh dalam hati saya ini.

Sampai saat ini saya terus bergumul dengan hal ini. Bagaimana cara terbaik untuk MENYADARKAN banyak anak muda, memperlengkapi mereka, memfasilitasi serta mendampingi mereka dalam mempersiapkan fondasi masa depan mereka.

Berbagai cara saya tempuh, dan sampai saat ini, ada beberapa anak muda yang saya bimbing secara pribadi. Terus menerus menanamkan pola pikir yang berkualitas dalam pikiran mereka, juga melatih mereka dalam sikap mental seorang yang rajin, bekerja keras, pantang menyerah, dan memfasilitasi serta mendampingi / mementor mereka dalam memulai fondasi ekonomi mereka. Baik yang PNS, maupun yang wirausaha, ato tukang. Tergantung dimana potensi mereka.

Ada yang tukang ojek, ada yang buka pangkas rambut, ada yang jualan pulsa, ada juga yang buka warung makan. Ada juga PNS. Beberapa masih kuliah.

Seharusnya, setiap anak muda bisa menghabiskan waktu mereka secara positif dengan hal-hal yang berguna bagi masa depan mereka. Hanya saja, banyak yang masih belum sadar akan hal ini.

Setiap kita yang membaca renungan ini, mari renungkan hal ini baik-baik, kalo bisa mulailah SALING MENYADARKAN satu dengan yang lain, agar ALOR TERCINTA bisa mempunyai ORANG-ORANG BERKUALITAS.

Ingatlah, kita tidak bisa menghindar dari arus globalisasi. Banyak sekali pendatang yang mengadu nasib ke daerah kita. Jika kita sebagai tuan rumah tidak mempersiapkan diri, tidak tertutup kemungkinan, suatu hari nanti, kita akan menjadi tamu di rumah sendiri. Karena kita kalah kualitas.

Tuhan memberkati. Maaf, kalo anda tidak nyaman dengan renungan ini..
Hence Jodjana
GBI Bungawaru

JANGAN LAGI MENOLEH KE BELAKANG


Jika kamu ♏ªü membandingkan keberhasilan dirimu dengan kegagalan orang lain, maka kamu hanya akan mendapati kesombongan disana.

Jangan suka membandingkan diri, mengukur orang lain dengan ukuranmu sendiri. Siapa tau kamu terus melihat kegagalan orang lain, sementara ia sudah melejit jauh meninggalkan seluruh keberhasilan Ɣªήğ bisa kamu capai.

Lihatlah kepada keberhasilan orang lain, akui itu, belajar dari keberhasilan itu, melangkahlah lebih maju lagi.

Ada seorang rekan Ɣªήğ dulunya belajar dari seorang mentor. Lalu mentor ini sempat melakukan sebuah kesalahan & kegagalan. Rekan ini menjadi kecewa, lalu mundur dari pembelajaran itu. Ia merintis jalannya sendiri & selalu membandingkan keberhasilan kecilnya dengan kegagalan dari mentornya. Sementara mentornya belajar dari kegagalan Ɣªήğ ada, lalu melesat maju dengan lompatan kemajuan Ɣªήğ luar biasa.

Sang mentor sudah bermain di samudra, sedangkan rekan ini masih berkutat di kolam kecilnya sambil terus membanggakan keberhasilan kecilnya dengan membandingkan kegagalan dulu kala dari mentornya.

Belajarlah dari kegagalan orang lain. Jangan bandingkan keberhasilan kecilmu dengan kegagalan orang lain agar kamu tidak jatuh dalam kesombongan..

Pagi all!! Jadi orang, harus rendah hati, siap berkorban bagi kebaikan orang lain..
Hence Jodjana
GBI Bungawaru