Senin, 01 Juli 2013

SEBUAH PERENUNGAN UNTUK PEMUDA KRISTEN

Adakah anda di masa muda, terus menerus menyadarkan diri untuk MEMPERGUNAKAN WAKTU MASA MUDA ANDA DALAM MELETAKKAN FONDASI YANG KUAT BAGI MASA DEPAN ANDA?

Atokah anda hanya bersantai-santai saja dengan WAKTU MASA MUDA anda? Seharian, berhari-hari, anda cuma santai-santai saja tanpa melakukan apapun demi mempersiapkan masa depan anda?

Satu masalah yang saya mau beritahu kepada anda adalah, TUNTUTAN HIDUP. Mengenai tuntutan hidup, tidak akan pernah menghindar dari jalan hidup anda. Itu akan terus berdiri dihadapan anda satu lawan satu dengan anda. Anda tidak akan mungkin bisa menghindar dari hal itu. Dan, anda juga tidak akan bisa seterusnya bergantung pada orang tua anda, saudara anda, teman anda, ato siapapun. Harus anda sendiri yang menghadapi tuntutan hidup itu.

Tuntutan hidup akan tetap sama dari waktu ke waktu. Sementara anda, Wahai orang muda, anda akan bertambah usia dan menjadi tua, anda akan makin lemah, baik secara fisik maupun kemampuan. Saat itu, jika fondasi masa depan anda tidak kuat, maka anda akan sangat kesulitan dalam menghadapi tuntutan hidup. Pikirkan mengenai hal ini!

Semakin anda TERLAMBAT MEMBANGUN fondasi masa depan anda, akan semakin keras benturan dan pukulan dari tuntutan hidup yang menerpa anda di kemudian hari.

Banyak orang BERPOTENSI yang akhirnya menyesal di masa tuanya karena terlalu bermain-main, bersantai-santai sewaktu mereka masih muda. Ketika muda, mereka TIDAK SERIUS membangun fondasi masa depan. Akhirnya, ketika tua, mereka sadar bahwa mereka tidak lagi bisa menghindar dari tuntutuan hidup. Tapi, mereka sudah terlalu tua untuk mulai membangun fondasi mereka karena mereka sudah lemah, sudah lewat masa keemasan mereka. Mereka menjadi bulan-bulanan dari tuntutan hidup. Mau kembali ke masa muda? Tidak mungkin lagi! Waktu yang hilang tidak lagi bisa di raih.

Selama bertahun-tahun Tuhan menaruh "VISI" ini dalam diri saya. Lihatlah, banyak anak muda yang TIDAK SADAR, sedang menghabiskan masa mudanya dengan sia-sia. Mereka tidak sadar akan adanya perangkap tuntutan hidup yang menunggu mereka. Siapa yang bisa KU-utus untuk PERGI memberitahukan kepada sebanyak mungkin anak muda mengenai hal ini? Supaya sebanyak mungkin anak muda bisa mempersiapkan masa depan mereka dan tidak menjadi korban dari perangkap tuntutuan hidup?

Saya terus berdoa, mendekatkan diri kepada Tuhan dan meminta pimpinan dalam menjawab VISI yang Tuhan taruh dalam hati saya ini.

Sampai saat ini saya terus bergumul dengan hal ini. Bagaimana cara terbaik untuk MENYADARKAN banyak anak muda, memperlengkapi mereka, memfasilitasi serta mendampingi mereka dalam mempersiapkan fondasi masa depan mereka.

Berbagai cara saya tempuh, dan sampai saat ini, ada beberapa anak muda yang saya bimbing secara pribadi. Terus menerus menanamkan pola pikir yang berkualitas dalam pikiran mereka, juga melatih mereka dalam sikap mental seorang yang rajin, bekerja keras, pantang menyerah, dan memfasilitasi serta mendampingi / mementor mereka dalam memulai fondasi ekonomi mereka. Baik yang PNS, maupun yang wirausaha, ato tukang. Tergantung dimana potensi mereka.

Ada yang tukang ojek, ada yang buka pangkas rambut, ada yang jualan pulsa, ada juga yang buka warung makan. Ada juga PNS. Beberapa masih kuliah.

Seharusnya, setiap anak muda bisa menghabiskan waktu mereka secara positif dengan hal-hal yang berguna bagi masa depan mereka. Hanya saja, banyak yang masih belum sadar akan hal ini.

Setiap kita yang membaca renungan ini, mari renungkan hal ini baik-baik, kalo bisa mulailah SALING MENYADARKAN satu dengan yang lain, agar ALOR TERCINTA bisa mempunyai ORANG-ORANG BERKUALITAS.

Ingatlah, kita tidak bisa menghindar dari arus globalisasi. Banyak sekali pendatang yang mengadu nasib ke daerah kita. Jika kita sebagai tuan rumah tidak mempersiapkan diri, tidak tertutup kemungkinan, suatu hari nanti, kita akan menjadi tamu di rumah sendiri. Karena kita kalah kualitas.

Tuhan memberkati. Maaf, kalo anda tidak nyaman dengan renungan ini..
Hence Jodjana
GBI Bungawaru

Tidak ada komentar:

Posting Komentar