Rabu, 19 Juni 2013

Golden Laws

Golden Laws
-----
Mat 7:12 " Segala sesuatu yang kamu kehendaki supaya orang perbuat kepadamu, perbuatlah demikian juga kepada mereka. Itulah isi seluruh hukum Taurat dan kitab para nabi.

Yesus Sang Firman Hidup, telah membalikkan prinsip moral ini. Dalam hukum taurat, bersifat negatif. "Jangan ini", "jangan itu", "jangan begini", "jangan begitu". "Jangan..", "jangan..",..

Juga di kalangan orang Israel dulu, ada sebuah prinsip, "Apa yang kamu tidak mau orang lain perbuat kepadamu, jangan perbuat itu kepada mereka". Hukum ini bersifat negatif.

Hukum ini berkaitan dengan respon manusia. Jika anda tidak mau orang lain memarahi anda, maka jangan marahi mereka. Jika anda memarahi orang lain, maka anda juga harus siap dimarahi oleh orang lain.

Yesus membalikkan pernyataan ini menjadi positif. "Apa yang kamu kehendaki supaya orang lain perbuat kepadamu, perbuatlah itu kepada mereka". Saya merenungi ayat ini, Roh Kudus membukakan pengertian, dan sungguh luar biasa pengertian dari ayat ini. Haleluya!!

Ada 2 sisi implikasi pengertian ayat ini :

1. Tidak peduli apapun yang orang lain perbuat kepada anda, tetap saja anda akan memperlakukan mereka sesuai dengan apa yang anda kehendaki supaya mereka perbuat kepada anda.

Ketika anda bersalah kepada seseorang, apa yang anda kehendaki orang tersebut perbuat kepada anda? Tentu saja anda menghendaki orang tersebut memaafkan anda, melupakan kesalahan anda, kembali berbaikan lagi dengan anda. Nah inilah yang anda harus perbuat kepada orang lain. Sekalipun orang lain tidak memperlakukan anda demikian, tapi karena anda menghendaki orang lain berbuat baik kepada anda, maka anda harus memperlakukan mereka demikian.

Bisakah anda bayangkan? Seandainya semua orang di dunia mengambil sikap demikian, apa yang akan terjadi? Saat ada yang bersalah dengan saya, karena saya dalam hati menghendaki orang lain memaafkan saya, maka saya mengambil sikap memaafkan kesalahan orang lain. Tidak peduli orang lain mau bagaimana, saya akan selalu memaafkan orang lain karena memang itu yang ada dalam hati saya.

Rumah tangga akan damai, lingkungan akan aman, bahkan negara akan makmur!!

2. Implikasi kedua dari hukum ini adalah, saat saya menghendaki orang lain memperlakukan saya sebagai orang yang tegas, maka saya bisa memberikan perlakuan itu kepada orang lain. Ini berkaitan dengan pencitraan. Ketika anda ingin orang lain memperlakukan anda sebagai orang yang tegas, maka berikanlah sikap tegas kepada mereka, tanamkan citra tegas diri anda kepada mereka, maka anda akan mendapat respon dari orang lain sebagai pribadi yang tegas.

Ketika saya memberikan sikap-sikap tegas kepada orang lain, maka citra tegas diri saya akan terbentuk dalam pandangan orang lain, dan dari situ, mereka akan memperlakukan saya sebagai orang yang tegas.

Sebenarnya, respon ato tindakan orang lain terhadap kita, merupakan cerminan dari sikap-sikap, tindakan-tindak an kita terhadap mereka. Renungkan ini!! Mungkin saja, sikap-sikap negatif orang lain kepada anda selama ini adalah karena selama ini anda memang menanamkan sikap-sikap negatif kepaa mereka.

Misalnya saya, orang-orang memperlakukan saya sebagai seseorang yang "banyak bicara". Sikap-sikap mereka seperti tidak terlalu terbuka masalah-masalah sensitif ke saya, adalah karena mereka berpandangan bahwa saya adalah seseorang yang terlalu "banyak bicara". Tapi, juga, dalam setiap negosiasi ato perundingan, orang-orang biasanya menempatkan saya di depan sebagai pembuka masalah, adalah karena mereka tahu bahwa "banyak bicara" ato ceplas-ceplos.

Seorang pemimpin yang menghendaki pengikut-pengik utnya menghargai dia, maka pemimpin itu harus memperlakukan pengikutnya dengan sikap-sikap yang bisa dihargai.

Jika anda terus-menerus mengembangkan sikap-sikap positif kepada orang lain seperti sikap bisa dipercaya, sikap bisa diandalkan, sikap suka menolong, maka orang-orang akan memperlakukan anda sebagai orang yang sukses. Jika itu terjadi, anda akan terus mendaki ke puncak.

Salah satu rahasia kebesaran adalah, "apapun juga yang kamu kehendaki supaya orang lain perbuat kepadamu, perbuatlah itu kepada mereka".

Seorang karyawan swasta, dia baru saja diterima bekerja. Dia terus memperlakukan atasannya, juga rekan-rekannya sebagai orang yang bisa dipercaya dan diandalkan. Hanya dalam 3tahun bekerja, ia sudah dipercaya menjadi pimpro. Dia memang ingin agar orang-orang memperlakukan dia sebagai orang yang bisa dipercaya, juga bisa diandalkan. Sehingga ia terus mengembangkan sikap-sikap bisa dipercaya, bisa diandalkan, terhadap orang-orang disekelilingnya . Dia memperlihatkan melalui tindakan dan perbuatannya bahwa dia bisa dipercaya, juga bisa diandalkan. Kemudian hari, ia menuai hasil-hasil manis dari apa yang ia tabur. Karirnya menanjak pesat, ia mendapat banyak berkat. Ia menjadi salah satu "orang besar" dalam perusahaan.

Jika anda terus menerus berbuat dusta kepada orang lain, maka dengan sendirinya citra pendusta akan tertanam dalam diri orang-orang dan tidak heran kalo orang-orang akan memperlakukan anda sebagai seorang pendusta. Camkan ini!!

Kunci kesuksesan sudah Tuhan taruh dalam diri kita masing-masing. Potensi untuk sukses sudah Tuhan taruh dan berikan dalam diri kita masing-masing. Tinggal bagaimana kita menggali dan mengembangkan hal itu melalui setiap sikap, tindakan kita.

Mari, jadilah pribadi sukses dengan memperlakukan orang lain sesuai dengan apa yang kita kehendaki mereka perbuat kepada kita.

Selamat sore, selamat hari minggu.

Tuhan memberkati.

-HENCE JODJANA-
GBI Bungawaru.
Ibadah Raya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar