Golden Laws
Golden Laws
-----
Mat 7:12 " Segala sesuatu yang kamu kehendaki supaya orang perbuat
kepadamu, perbuatlah demikian juga kepada mereka. Itulah isi seluruh
hukum Taurat dan kitab para nabi.
Yesus Sang Firman Hidup,
telah membalikkan prinsip moral ini. Dalam hukum taurat, bersifat
negatif. "Jangan ini", "jangan itu", "jangan begini", "jangan begitu".
"Jangan..", "jangan..",..
Juga di kalangan orang Israel dulu,
ada sebuah prinsip, "Apa yang kamu tidak mau orang lain perbuat
kepadamu, jangan perbuat itu kepada mereka". Hukum ini bersifat negatif.
Hukum ini berkaitan dengan respon manusia. Jika anda tidak mau orang
lain memarahi anda, maka jangan marahi mereka. Jika anda memarahi orang
lain, maka anda juga harus siap dimarahi oleh orang lain.
Yesus
membalikkan pernyataan ini menjadi positif. "Apa yang kamu kehendaki
supaya orang lain perbuat kepadamu, perbuatlah itu kepada mereka". Saya
merenungi ayat ini, Roh Kudus membukakan pengertian, dan sungguh luar
biasa pengertian dari ayat ini. Haleluya!!
Ada 2 sisi implikasi pengertian ayat ini :
1. Tidak peduli apapun yang orang lain perbuat kepada anda, tetap saja
anda akan memperlakukan mereka sesuai dengan apa yang anda kehendaki
supaya mereka perbuat kepada anda.
Ketika anda bersalah kepada
seseorang, apa yang anda kehendaki orang tersebut perbuat kepada anda?
Tentu saja anda menghendaki orang tersebut memaafkan anda, melupakan
kesalahan anda, kembali berbaikan lagi dengan anda. Nah inilah yang anda
harus perbuat kepada orang lain. Sekalipun orang lain tidak
memperlakukan anda demikian, tapi karena anda menghendaki orang lain
berbuat baik kepada anda, maka anda harus memperlakukan mereka demikian.
Bisakah anda bayangkan? Seandainya semua orang di dunia mengambil sikap
demikian, apa yang akan terjadi? Saat ada yang bersalah dengan saya,
karena saya dalam hati menghendaki orang lain memaafkan saya, maka saya
mengambil sikap memaafkan kesalahan orang lain. Tidak peduli orang lain
mau bagaimana, saya akan selalu memaafkan orang lain karena memang itu
yang ada dalam hati saya.
Rumah tangga akan damai, lingkungan akan aman, bahkan negara akan makmur!!
2. Implikasi kedua dari hukum ini adalah, saat saya menghendaki orang
lain memperlakukan saya sebagai orang yang tegas, maka saya bisa
memberikan perlakuan itu kepada orang lain. Ini berkaitan dengan
pencitraan. Ketika anda ingin orang lain memperlakukan anda sebagai
orang yang tegas, maka berikanlah sikap tegas kepada mereka, tanamkan
citra tegas diri anda kepada mereka, maka anda akan mendapat respon dari
orang lain sebagai pribadi yang tegas.
Ketika saya memberikan
sikap-sikap tegas kepada orang lain, maka citra tegas diri saya akan
terbentuk dalam pandangan orang lain, dan dari situ, mereka akan
memperlakukan saya sebagai orang yang tegas.
Sebenarnya, respon
ato tindakan orang lain terhadap kita, merupakan cerminan dari
sikap-sikap, tindakan-tindak an kita terhadap mereka. Renungkan ini!!
Mungkin saja, sikap-sikap negatif orang lain kepada anda selama ini
adalah karena selama ini anda memang menanamkan sikap-sikap negatif
kepaa mereka.
Misalnya saya, orang-orang memperlakukan saya
sebagai seseorang yang "banyak bicara". Sikap-sikap mereka seperti tidak
terlalu terbuka masalah-masalah sensitif ke saya, adalah karena mereka
berpandangan bahwa saya adalah seseorang yang terlalu "banyak bicara".
Tapi, juga, dalam setiap negosiasi ato perundingan, orang-orang biasanya
menempatkan saya di depan sebagai pembuka masalah, adalah karena mereka
tahu bahwa "banyak bicara" ato ceplas-ceplos.
Seorang pemimpin
yang menghendaki pengikut-pengik utnya menghargai dia, maka pemimpin
itu harus memperlakukan pengikutnya dengan sikap-sikap yang bisa
dihargai.
Jika anda terus-menerus mengembangkan sikap-sikap
positif kepada orang lain seperti sikap bisa dipercaya, sikap bisa
diandalkan, sikap suka menolong, maka orang-orang akan memperlakukan
anda sebagai orang yang sukses. Jika itu terjadi, anda akan terus
mendaki ke puncak.
Salah satu rahasia kebesaran adalah, "apapun
juga yang kamu kehendaki supaya orang lain perbuat kepadamu, perbuatlah
itu kepada mereka".
Seorang karyawan swasta, dia baru saja
diterima bekerja. Dia terus memperlakukan atasannya, juga rekan-rekannya
sebagai orang yang bisa dipercaya dan diandalkan. Hanya dalam 3tahun
bekerja, ia sudah dipercaya menjadi pimpro. Dia memang ingin agar
orang-orang memperlakukan dia sebagai orang yang bisa dipercaya, juga
bisa diandalkan. Sehingga ia terus mengembangkan sikap-sikap bisa
dipercaya, bisa diandalkan, terhadap orang-orang disekelilingnya . Dia
memperlihatkan melalui tindakan dan perbuatannya bahwa dia bisa
dipercaya, juga bisa diandalkan. Kemudian hari, ia menuai hasil-hasil
manis dari apa yang ia tabur. Karirnya menanjak pesat, ia mendapat
banyak berkat. Ia menjadi salah satu "orang besar" dalam perusahaan.
Jika anda terus menerus berbuat dusta kepada orang lain, maka dengan
sendirinya citra pendusta akan tertanam dalam diri orang-orang dan tidak
heran kalo orang-orang akan memperlakukan anda sebagai seorang
pendusta. Camkan ini!!
Kunci kesuksesan sudah Tuhan taruh dalam
diri kita masing-masing. Potensi untuk sukses sudah Tuhan taruh dan
berikan dalam diri kita masing-masing. Tinggal bagaimana kita menggali
dan mengembangkan hal itu melalui setiap sikap, tindakan kita.
Mari, jadilah pribadi sukses dengan memperlakukan orang lain sesuai dengan apa yang kita kehendaki mereka perbuat kepada kita.
Selamat sore, selamat hari minggu.
Tuhan memberkati.
-HENCE JODJANA-
GBI Bungawaru.
Ibadah Raya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar